the power off emak-emak
NAMA : THEODORA APRILYA JONA
NIM : 1504071005
THE POWER OF EMAK-EMAK
PADA SAAT GALUNGAN
Waktu
sudah menunjukan pukul 01:00 siang, namun wanita paruh baya ini belum juga
menyelesaiakan pekerjaannya. Hari menjelang Galungan dan Kuningan adalah hari
yang paling istimewah bagi umat Hindu dan juga hari yang menyibukan dan dan
melelahkan bagi buk Ana. Sedari pagi buk Ana mulai mempersiapkan banten hingga
apapun perlengkapan sembayang yang hanya bisa di mengerti oleh umat Hindu. Tik
tik tik begitulah bunyi tetesan air kerang yang berasal dari dapur, suara api
dari kompor gas, suara televisi, suara kicauan burung Pipit dan juga suara
sumbangan lainnya yang terus menambah keriuhan suasana rumah. Buk Ana (42)
itulah namanya , masi dengan wajah serius dan cucuran keringat yang terus
membasi pipi buk Ana sama sakali tak beralih pandangan dan terus asik dengaj
pekerjaanya yaitu menyiapkan banten persembahan untuk sembayang yang akan
dilakukan besok tepat pada hari Galungan.
“Sari,
Ria “ teriak buk Ana kepada kedua putrinya “ayo pasang wastranya sebelum bapak
pulang, nanti kalian di marah kalau belum juga dipasang” dengan raut wajah yang
masih garang ia menyampaikan pesan dari suaminya pada kedua putrinya sebelum
berangkat ke kantor. Sari putri pertama buk Ana sedari tadi masih saja di kamar
sibuk dengan gadgetnya dan tampa memperdulikan panggilan itu, begitupun dengan
putri keduanya Ria sibuk bermain sepeda-sepdaan bersama teman-temannya. Karena
sudah lelah manyampaikan pesan dari suaminya akhirnya buk Anapun mulai komat-kamit
sendiri dengan wajah kesal.
Selang beberapa menit terdengarlah suara
panggilan dari luar rumah “buk Sariiii, buk sariii” belum juga berpaling
terdengan langkah kaki semakin mendekat dan tiba-tiba asal suara tersebut sudah
ada di dapan muka buk Ana, dengan wajah yang cukup kaget “ ehh buk Weda tak
kiraiin siapa” Tanya buk Ana “buk Sari uda selesai nyiapin banten? Saya belum
nok masih sibuk bersih-bersih rumah sama masak buat anak-anak” kata buk weda
“ada apa buk weda?” Tanya buk Ana ”begini buk Sari saya mau bon santan sama
kemiri uangnya nanti aja baru dibayar” ucap buk Weda sambil senyum-senyum jaim.
Karena sudah terbiasa bon dan membayar tepat waktu akhirnya buk Ana melepas
pekrjaannya dan melayani buk Weda berbelanja, kemudian merekapun mulai berbincang
dan entah apa yang sedang mereka ceritakan dengan wajah yang cukup serius dan
sesekali tersenyum simpul.
Selesai
melayani buk Weda berebelanja buk Anapun mulai melanjutkan pekerjaanya hingga
selesai dan di lanjutkan memasak daging Babi yang di bawah oleh suaminya
sepulang dari kantor. Tanpa mengeluh buk Anapun mulai memeasak, melihat
istrinya sudah cukup lelah sedari pagi bekerja akhirnya Pak Nengah suami buk
Ana memutuskan untuk membantu istrinya memasak. Hari sudah sore pukul 16:00
kurang lebih, karena takut di marah sang ayah Sari putri pertama buk Ana
akhirnya mengajak sang adik untk memasang wastra demi menyelesaikan tugas
persiapan Gakungan.
This is a proof that you live in Bali and interact with Balinese. During your stay here in Bali, you need to explore its unique to be your experience when you get back to Ende. Good job April....
BalasHapus